Dilema Kebun Binatang Bandung: Kunjungan Membludak, Namun Pengunjung Dilarang Makan Bersama

Posted on





,


Bandung


– Jumlah tamu yang menghadiri Kebun Binatang tersebut

Bandung Zoo

Melonjak di bandingkan dengan hari-hari normal atau akhir pekan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Menurut Manajer Umum Kebun Binatang Bandung Peter, lonjakan tersebut terlihat jelas setelah hari pertama Idul Fitri. “Kepadatan pengunjung pada dua hari pertama Lebaran telah mencapai sekitar sepuluh ribu orang,” ujar dia saat ditemui oleh Tempo pada Jumat, 4 April 2025.

Akan tetapi, selama beberapa hari berikutnya, jumlah pengunjung menurun menjadi sekitar tujuh ribu orang di hari Kamis. Menurut Peter, diperkirakan jumlah pengunjung akan meningkat lagi akhir pekan ini, tepatnya Sabtu dan Ahad, dengan perkiraan antara 7.000 sampai 8.000 orang. “Semoga menjelang hari terakhir masa liburan, kita bisa melihat peningkatan,” katanya.

Selama

libur Lebaran

Pihak manajemen telah meningkatkan harga tiket menjadi Rp 65 ribu untuk setiap orang. Menurut Peter, biasanya biaya masuk ke Kebun Binatang Bandung pada hari kerja adalah sebesar Rp 50 ribu dan naik menjadi Rp 60ribu di akhir pekan. Meskipun tanpa menyediakan banyak fasilitas atau program istimewa lainnya, pihak pengelola menambah spesies hewan baru yakni marmot dalam daerah tempat tinggal satwa malam.

Berikut adalah keputusan baru dari Peter bahwa para tamu di Kebun Binatang Bandung tidak boleh melakukan makana bersama atau disebut juga sebagai “botram” dalam bahasa Sunda. Larangan tersebut berhubungan dengan permasalahan limbah di kota Bandung yang semakin bertambah karena pengepulan sampah menuju Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Limbah di Sarimukti sudah dibatas-bataskan.”Kami merasakan aturan ini cukup membingungkan walaupun belum resmi,” ujarnya.

Peter menyatakan bahwa salah satu alasan wisatawan tertarik berkunjung dalam rombongan beserta keluarganya adalah untuk melaksanakan makan bersama serta mengeksplorasi area satwanya. Rutinitas tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Kebun Binatang Bandung. Para tamu biasanya memboyong bekal makanan dan minuman langsung dari rumah mereka sendiri sebelum meletakkan karpet atau tikar guna merayakan waktu makannya bersama-sama.

Sebagai konsekuensi dari pembatasan tersebut, petugas keamanan akan mengharuskan bekal yang dibawa oleh para pengunjung untuk disimpan sementara atau dikembalikan ke kendaraan mereka. Disarankan bagi para pengunjuk rasa untuk makan dan minum di lokasi pedagang Usaha Mikro dan Menengah di dalam kompleks Kebun Bintang Bandung. “Beberapa pengunjung akhirnya membatalkan niatanya (batal). Kami akan melakukan penilaian agar peraturan dapat dikelola dengan lebih baik,” katanya.

Selama kunjungan Walikota Bandung M. Farhan ke Kebun Binatang Bandung pada hari kedua Idul Fitri, dia mencatat bahwa jumlah wisatawan meningkat dan hal ini mempengaruhi volume sampah di area tersebut. Meski demikian, tujuan untuk mengosongkan 70% Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah masih belum terpenuhi, dengan realisasi hanya sebesar 59,63%.

“Saya berkeinginan untuk memberi peringatan terhadap paraصند

wisatawan

Mohon bertanggung jawab atas sampah pribadi Anda. Pastikan membuangnya di tempat sampah dan sebaiknya bawa pulang ke rumah masing-masing. Kami saat ini kurang memiliki sumber daya, waktu, serta peluang untuk menangani sampah yang dibuang secara acak,” ungkapnya melalui pernyataan tertulis pada hari Selasa, tanggal 1 April 2025.