Rangkaian Etnis Indonesia dan Warisan Migrasi Kuat mereka

Posted on

Indonesia terkenal karena keragamannya dalam hal etnik dan budaya, mempunyai berbagai macam suku yang kuat dengan warisan adatnya.

merantau

Merantau lebih dari sekedar berpindah domisili; itu merupakan elemen penting dalam petualangan kehidupan yang telah dilestarikan sejak generasi dahulu kala.

Peristiwa itu sering kali muncul ketika

mudik

Lebarannya. Perpindahan para pemudik cukup memberi gambaran tentang tradisi itu sendiri. Berbagai sebab mendorong orang-orang dari etnis tertentu meninggalkan desa asalnya, mulai dari pertimbangan finansial, pendidikan, sampai dampak kebudayaan serta struktur sosial yang terbentuk dalam waktu lama.

Berdasarkan informasi dari sejumlah referensi, daftar berikut mencakup beberapa etnis di Indonesia yang dikenal karena kebiasaan merantau mereka yang signifikan.


1. Suku Batak

Budaya perantauan di antara suku Batak mulai tumbuh pesat pada abad ke-19 hingga 20, namun selama periode itu, adat istiadat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup orang Batak. Sebagaimana dikutip dari sebuah buku dengan judul
Hagabeon, Hamoraon, Hasangapon
Karya Agus Parasian Sinaga, seorang dari etnis Batak, mengikuti filsafat hidup mereka.
Hagabeon
(banyak keturunan),
Hasangapon
(kehormatan),
Habontaron
(harta), dan
Harajaon
(Kekuasaan) menjadi motivasi utama bagi mereka untuk meninggalkan tempat asal dan mengejar kehidupan yang lebih baik di berbagai lokasi. Saat ini, hampir di setiap bagian Indonesia memiliki komunitas Batak yang dikenal karena dedikasi mereka dalam bekerja keras serta semangat bertahan hidup yang kuat.


2. Suku Minangkabau

Etnis Minangkabau adalah salah satu kelompok suku dengan budaya merantau yang sangat kuat di tanah air. Kata “merantau” ini sebenarnya datang dari istilah dalam bahasa Minangkabau dan mengacu pada petualangan menuju tempat-tempat baru diluar desa asli mereka. Sebagaimana dikutip dari artikel Tempo bertajuk
5 Kaidah Perantauan bagi Masyarakat Minangkabau
Tradisi ini sudah ada sejak zaman abad ke-7 dan biasanya dilaksanakan oleh pria-pria Minangkabau ketika memasuki usia matang. Mereka meninggalkan tempat asal untuk meraih pengetahuan, mendapatkan pendidikan, serta mencapai sukses finansial. Meski begitu, walaupun banyak orang Minangkabau menetap jauh dari rumah kelahirannya, mereka masih sangat peduli pada komunitas asli dan kerapkali pulang sambil membawa bekal ilmu dan harta benda yang diperoleh selama masa tinggal di luar negeri.


3. Suku Jawa

Walaupun Suku Jawa pada umumnya terkenal dengan filosofi ”
Makan atau tidak makan asalkan bisa berkumpul.
yang menunjukkan semangat persaudaraan serta ikatan keluarga, dalam beberapa dekade belakangan ini, tradisi pergi merantau telah tumbuh dengan cepat di antara mereka. Saat ini, masyarakat Jawa bisa ditemui hampir di semua wilayah Indonesia, bahkan sampai ke negara-negara lainnya.

Ketahanan mereka dalam menghadapi perubahan lingkungan dan bersikap adaptif membantu mereka mendapatkan tempat di komunitas lokal. Walaupun mereka kurang memiliki kebiasaan migrasi yang kuat dibandingkan kelompok etnis lain seperti Minangkabau atau Bugis-Makassar, penyebaran mereka yang meluas mencerminkan tingkat mobilitas mereka selama beberapa dekade terakhir telah meningkat secara signifikan.


4. Suku Banjar

Suku Banjar asli dari Kalimantan Selatan memiliki tradisi merantau yang sudah berlangsung selama beberapa abad atau lebih. Tradisi ini membawa mereka bukan saja ke daerah-daerah lain di dalam negeri seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Riau, serta Jambi, namun juga sampai ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Bahkan sejarah mencatat ada keturunan suku tersebut pula di Madagaskar, menggambarkan skala besar penyebarannya. Walau begitu, identitas etnis Banjar masih dipertahankan dengan baik oleh generasi-generasi setelahnya walaupun tinggal jauh dari tempat kelahiran mereka.


5. Suku Bugis-Makassar

Kelompok Suku Bugis-Makassar dikenal luas sebagai komunitas petualang handal, bahkan jauh sebelum masa kerajaan. Setelah kekalahannya Kerajaan Gowa pada Perjanjian Bongaya tahun 1667, tradisi migrasi ini semakin meluaskan sayapnya. Hal tersebut menyebabkan banyak penduduk asli Bugis-Makassar meninggalkan tempat tinggal lama mereka. Memiliki kemahiran di bidang laut, mereka menyebar ke seluruh pelosok Nusantara serta wilayah-wilayah lain seperti Malaysia, Thailand, sampai Filipina. Ketekunan, tekad untuk memperoleh kebebasan, serta bakat perdagangan adalah elemen penting dari kesuksesan mereka saat menjelajahi daerah baru.


6. Suku Bawean

Kelompok Suku Bawean berasal dari sebuah pulau kecil terletak di antara Kalimantan dan Jawa. Walaupun jumlah anggota kelompok ini relatif sedikit jika dibandingkan dengan suku-suku lainnya, proporsi pemuda Bawean yang bepergian untuk mencari nafkah jauh melebihi rasio tersebut ketimbang populasi asli mereka di tempat lahir. Dalam kurun waktu seabad belakangan ini, cukup banyak individu Bawean yang memilih untuk hijrah menuju Malaysia, dimana mereka sering disebut juga sebagai ‘Orang Boyan’. Keterampilan mereka yang luas meliputi pelbagai jenis profesi, baik itu buruh maupun pengusaha, telah membantu mereka tetap survive serta tumbuh subur meski hidup di negeri orang.


7. Suku Madura

Suku Madura mempunyai budaya merantau yang signifikan, walaupun tingkat migrasinya tak seluas Suku Minangkabau atau Bugis-Makassar. Banyak orang dari suku ini bermigrasi ke beragam daerah di tanah air, khususnya menuju

Pulau Jawa

Dan Kalimantan. Selama beberapa dasawarsa terakhir, jumlah penduduk asal Madura yang pergi berpindah ke Sumatra dan wilayah-wilayah lain telah meningkat secara signifikan.

Wilda Hasanah ikut serta menulis artikel ini.